Aku
terlahir sebagai masalah, dan kurasa,
kaulah
solusinya.
Lupa.
Benar-benar lupa. Satu kata itulah yang hanya bisa kutarik keluar dari otak
saat mengingat tentangmu. Ah, maksudku mengingat tentang bagaimana awal
menyukai dirimu. Legam dan tenggalam sangat dalam mungkin di sanubari bawah
sadarku ini semua tentangmu. Seingatku, waktu itu hanya ada aku dan kau serta
aura ‘mengerikan’ di sekelilingku, yang kini baru bisa kupahami kalau itu
adalah cinta.
Orang-orang
sering memanggilku dengan sebutan narsisius.
Entahlah kenapa mereka menyematkannya. Aku sadar betul memiliki kepercayaan
diri yang lebih dari pada orang lain. Ada yang salah? Hm, sudahlah!
Tentangnya,
ckh, kukira aku tak akan pernah bisa menjatuhkan diri dalam kubangan bodoh
bernama cinta. Semuanya gempar. Bagaimana mungkin sosok narsisius sepertiku
dapat mencintai orang lain. Mereka bergunjing tentangku. Tentang ke-narsisanku.
Eh, orang kayak dia bisa jatuh
cinta ya? Gue kira cuma cinta sama dirinya sendiri.
Hahaha iya ya, dia kan nganggep
remeh dan jelek semua orang kecuali dirinya sendiri.
Sudahlah,
wahai Haters! Ampuni aku di masa itu.
Masa narsis gila yang membutakan. Kini, aku benar-benar merasakan cinta. Aku
sangat-sangat mencintai dia! Dia yang wajah dan tubuhnya sama persis sepertiku.
Saudara kembarku, tutup telingamu dari haters
kita. Aku tulus mencintaimu. Aku ingin menikah denganmu. Wanita cantik seperti
kita harus dilestarikan. Biar mulut anjing-anjing itu pada bungkam!